MURKA YANG MENGHIBURKAN

MURKA YANG MENGHIBURKAN

Bacaan: Wahyu 6 

 

Kunci Sukses:
Tetaplah setia hidup di dalam kebenaran dan bukan kefasikan agar selalu berada dalam perlindungan Tuhan.

Memperdalam Akar Iman:
Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” Wahyu 6:6

 

Tuhan menyingkapkan rahasia satu persatu kepada Yohanes perihal apa yang akan terjadi sebelum hari terakhir tiba. Penyingkapan itu digambarkan dengan terbukanya meterai, tetapi dari tujuh meterai baru enam yang akan dibuka. Saat setiap meterai dibuka terjadi kengerian hebat yang akan dialami oleh setiap orang, termasuk orang percaya. Hal itu harus dijalani sebelum pembebasan puncak terjadi.

Pembukaan empat meterai pertama ditandai dengan munculnya empat kuda. Kuda pertama berwarna putih, melambangkan peperangan antar bangsa, juga disimbolkan dengan panah sebagai lambang kekuatan militer dan mahkota lambang kekuasaan (ayat 1-2). Kuda kedua berwarna merah padam seperti darah, melambangkan keadaan tanpa damai di bumi yang mana setiap orang bahkan saudara saling membunuh (ayat 3-4). Kuda ketiga berwarna hitam, lambang kematian atau maut, yaitu kehidupan yang begitu sulit dan kesenjangan sosial yang begitu besar antara yang kaya dan miskin. Gandum yang biasa dikonsumsi rakyat kecil sulit ditemukan, sementara anggur dan minyak yang biasa dikonsumsi orang kaya tetap ada (ayat 5-6). Kuda keempat berwana hijau kuning, warna pucat yang melambangkan kematian karena perang, kelaparan, sampar, dan binatang buas (ayat 8).

Ketika meterai kelima dibuka, muncul teriakan menyedihkan para martir yang meminta Allah segera bertindak karena manusia di bumi telah begitu jahat (ayat 9-10). Namun, mereka diminta untuk tetap menanti (ayat 11). Dan, pada meterai yang keenam, Yohanes menunjukkan semua kekuatan alam yang menghancurkan (ayat 12-14), dan malapetaka itu akan membuat semua penguasa yang congkak dan berdosa bersembunyi karena tidak berani berhadapan dengan Allah.

Orang percaya yang menantikan kedatangan-Nya juga tetap terkena dampak dari apa yang terjadi menjelang kedatangan-Nya. Dalam setiap kesulitan kita diminta untuk tetap setia mengikut Dia dan belajar dari teladan para martir. Setiap kefasikan dan kejahatan akan Dia tumpas. Kiranya kita tetap setia hidup di dalam kebenaran dan bukan kefasikan. Tuhan berkati.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 10-11; Mazmur 97

***


Renungan harian lainnya