TUHAN MENJAWAB DOA

TUHAN MENJAWAB DOA

Bacaan: 2 Raja-raja 20:1-11

 

Kunci Sukses:
Standar kebaikan-Nya berbeda dari standar kita. Hikmat-Nya melampaui yang dapat kita pahami.

Memperdalam Akar Iman:
“Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. 2 Raja-raja 20:5

 

Hizkia memang dikisahkan sebagai raja yang setia kepada Tuhan dan yang doanya dijawab. Namun, Tuhan bukanlah mesin penjawab doa.

Awalnya, firman Tuhan kepada Hizkia berkata bahwa Hizkia akan mati dalam sakitnya (ayat 1). Dengan sungguh-sungguh Hizkia berdoa (ayat 2), maka Allah memperpanjang hidupnya 15 tahun lagi dan berjanji bahwa Ia akan melepaskan Yerusalem dari tangan Asyur (ayat 5-6).

Relasi dengan Tuhan adalah relasi dengan Pribadi yang berdaulat dan merespons dengan cara dan waktu-Nya. Yesaya yang belum keluar dari Bait Allah harus balik lagi menyampaikan firman Tuhan yang baru kepada Hizkia (ayat 4).

Alkitab juga mengisahkan Hizkia yang meminta tanda dari Tuhan. Dipilihnya tanda yang lebih sulit, yaitu tapak bayangan tiang waktu berjalan mundur (ayat 10). Apakah Hizkia skeptis? Atau, malah dia sangat percaya? Yang pasti, Tuhan tidak menolak interaksi dan permintaan semacam itu dari umat-Nya.

Banyak orang Kristen yang lebih suka berhubungan dengan Tuhan sebagai mesin penjawab doa. Mengikut Tuhan yang seperti itu lebih mudah. Kita tak perlu tahu isi hati Tuhan dan kehendak-Nya. Yang penting doa akan dikabulkan dan Tuhan harus bekerja sesuai kehendak kita. Tak heran Sigmund Freud, Ludwig Feuerbach, dan banyak filsuf lain sering menertawakan orang beragama yang lebih suka menyembah Tuhan imajinasinya sendiri.

Berhubungan dengan Tuhan yang tak dapat diprediksi seperti Allah Hizkia mungkin kurang menyenangkan. Allah yang seperti itu tidak selalu menjawab doa keinginan kita. Standar kebaikan-Nya berbeda dari standar kita. Hikmat-Nya melampaui yang dapat kita pahami. Bagaimana kita sanggup berhubungan dengan Allah seperti itu?

Namun, Hizkia memilih percaya kepada Allah yang demikian. Karena hanya Allah yang berdaulat seperti Dia yang benar-benar Allah. Memang Tuhan tak selalu memenuhi keinginan kita, bahkan banyak hal yang terjadi atas kehendak-Nya tak mampu kita pahami.

Ketika kesulitan hidup menghimpit kita, sanggupkah kita tetap setia dan tetap percaya kepada Allah yang hidup?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 27; Bilangan 1; Lukas 1

***


Renungan harian lainnya