TETAP RENDAH HATI DAN TAAT

TETAP RENDAH HATI DAN TAAT

Bacaan: Matius 3:13-17

 

Kunci Sukses:
Ketidaknyamanan yang diizinkan Allah justru memberi kebaikan kepada kita.

Memperdalam Akar Iman:
Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” Matius 13:14

 

Yohanes tahu betul bahwa Yesus adalah Pribadi yang istimewa dan mulia. Ia dengan jujur menyatakan bahwa dirinya tidaklah pantas membaptis Yesus (14). Namun, pembaptisan Yohanes atas Yesus adalah penggenapan kehendak Allah, sehingga mau atau tidak, ia harus melakukannya. Kalau Yohanes seorang nabi yang taat, ia akan membaptis Yesus, meskipun sangat sulit bagi dirinya. Sungguh satu bentuk kerendahan hati ketika dalam ketidaklayakannya, Yohanes mau melakukan apa yang Allah perintahkan, sekalipun hal itu tidak nyaman bagi dirinya, dan menurut pendapatnya tidak tepat. Pada momen ini, Yohanes dengan rendah hati menaruh kenyamanan dan pengetahuannya di bawah ketaatan kepada Allah. Dalam kisah ini, Yesus pun harus mentaati kehendak Bapa. Yesus dalam kerendahan hatinya rela dibaptis oleh Yohanes, orang yang mengaku tidak layak membuka tali kasut-Nya. Ketaatan dan kerendahan hati Yesus dan Yohanes ini memimpin dan meneguhkan kepada penyataan Allah selanjutnya atas karya keselamatan-Nya melalui pribadi Yesus (17).

Dalam kenyataan hidup sehari-hari, kita kerap berhadapan dengan kondisi yang tidak kita sukai atau tidak membuat kita nyaman. Sejatinya, kenyamanan kita terbentuk melalui beragam keyakinan budaya dan masyarakat di mana kita hidup. Hal yang harus kita sadari adalah dalam banyak hal kehendak Allah bisa mengoyak kenyamanan kita.

Allah justru sering membawa kita keluar dari zona nyaman yang tidak berdampak baik bagi pertumbuhan iman kita. Apakah kita berani melepaskan kenyamanan itu demi ketaatan kepada Allah? Ingatlah bahwa ketidaknyamanan yang diizinkan oleh Allah justru memberi kebaikan kepada kita.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 14-15; Markus 7

***


Renungan harian lainnya