Sikap Hati Dalam Melayani

Sikap Hati Dalam Melayani

Bacaan: 1 Petrus 4:7-11

Kunci Sukses:
Melayani berarti mengerjakan urusan Tuhan, bukan urusan kita.

Memperdalam Akar Iman:
“…Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus…” 1 Petrus 4:11


Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani diri sendiri sangatlah tipis. Kita bisa saja memakai alasan melayani Tuhan, tetapi sebenarnya kita tengah melayani kepentingan dan kepuasan diri sendiri.

Salah satu cara untuk menguji apakah kita melayani Tuhan atau diri sendiri adalah dengan melihat respon yang kita berikan tatkala pelayanan kita tidak dihargai oleh orang lain, atau tatkala pendapat dan keinginan kita dalam pelayanan tidak diterima. Apabila respon kita adalah marah, bahkan sampai mengundurkan diri dari pelayanan, itu berarti kita tidak sedang melayani Tuhan tetapi melainkan melayani diri sendiri.

Salah satu tokoh Alkitab yang pernah bersikap demikian adalah Yunus. Yunus marah tatkala melihat bahwa apa yang Tuhan lakukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan dirinya (Yunus 4:1).

Yunus kecewa tatkala Tuhan mau mengampuni Niniwe, musuh besar bangsa Israel saat itu. Akan tetapi, Tuhan tidak membiarkan Yunus terus-menerus larut dalam kemarahannya. Tuhan menghibur dan mengubah sikap hati Yunus melalui tumbuh dan matinya pohon jarak. Tuhan mengajarkan bahwa apa yang seharusnya Yunus layani adalah keinginan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Niniwe. Bukan keinginan hati Yunus yang menghendaki agar bangsa itu dihukum saja. Sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhanlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap hamba-Nya.

Salah satu kesalahan yang kerap dihadapi para pelayan Tuhan adalah tatkala ia tidak lagi bisa membedakan mana keinginan Tuhan dan mana keinginan diri sendiri. Oleh sebab itu, marilah kita berubah. Milikilah sikap hati yang benar.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 4-5; Mazmur 94


Renungan harian lainnya