Rumah Duka

Rumah Duka

Bacaan: Pengkhotbah 7:1-22

Kunci Sukses:
Dengan menggabungkan canda dan air mata, Tuhan membuat hidup kita kaya.

Memperdalam Akar Iman:
“Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.” Pengkhotbah 7:2

 

 

Rumah duka pada dasarnya identik dengan kesedihan, kemuraman dan tangisan. Namun banyak rumah duka masa kini yang didekorasi dengan konsep modern, indah, dan bagaikan kamar hotel. Meskipun terasa nyaman, tetap saja itu tidak membuat orang lebih suka pergi ke sana, apalagi berlama-lama di situ! Manusia enggan berhadapan dengan kematian dan suasana duka.

Namun, Pengkhotbah malah berpendapat bahwa, lebih baik bersedih dan meratap di rumah duka, ketimbang tertawa di rumah pesta. Mengapa? Karena kematian mengajarkan lebih banyak hal daripada pesta pora. Melalui kematian, kita sadar bahwa hidup ini singkat; bahwa dalam hidup kita harus menjalaninya dengan serius. Rasa kehilangan akibat ditinggalkan juga mengajarkan kita untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kita semakin mengenal tentang Tuhan dan iman justru di saat sulit, bukan saat bersenang-senang. Saat Tuhan menempatkan kita di “rumah duka”, apakah kita lari ke “rumah pesta”? Jangan menghindari kemalangan dan penderitaan yang diijinkan Tuhan bagi kita. Itu justru menjadi kesempatan emas untuk belajar sesuatu dari Tuhan.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 21-22; Mazmur 10

 

Selamat Hari Minggu


Renungan harian lainnya

MARAH
MARAH

November 04, 2024