PENYEMBAHAN YANG BENAR

PENYEMBAHAN YANG BENAR

Bacaan: Yohanes 4:1-42

 

Kunci Sukses:
Inti penyembahan adalah saat hati, jiwa dan seluruh keberadaan hidup kita memberikan penyembahan kepada Tuhan. 

Memperdalam Akar Iman:
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Yohanes 4:23

 

Penyembahan adalah bagian penting dalam kehidupan orang percaya, bahkan seharusnya menjadi gaya hidup setiap anak Tuhan. Siapa yang harus kita sembah?  Allah yang hidup, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. 

Dalam pelaksanaannya, penyembahan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, sehingga kapan pun dan di mana pun dapat dilakukan. Pada zaman Perjanjian Lama orang melakukan penyembahan kepada Allah dengan cara-cara yang lahiriah, yaitu yang meniktikberatkan pada aktivitas jasmaniah, di mana ada aturan yang sangat ketat dan rumit sebagai syarat untuk dapat datang kepada Allah. Tidak semua orang dapat datang kepada Allah, hanya orang-orang tertentu saja. Di zaman Perjanjian Lama, bangsa Israel biasanya diwakili oleh para imam yang berasal dari bani Lewi. Tetapi di zaman Perjanjian Baru, setelah Tuhan Yesus datang ke dunia menebus dosa manusia di atas kayu salib, Ia telah mendamaikan manusia dengan Allah yang secara simbolik dinyatakan dengan tabir bait suci terbelah dua. Dengan begitu semua orang bisa datang kepada Allah.  “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.” (Ibrani 10:19-20).  

Meski demikian, kita tidak boleh datang kepada Tuhan dan menyembah Dia dengan sembarangan.  Kita harus menyembah Dia dengan benar dan tulus.  Penyembah yang sejati bukan berdasarkan lagu atau musik yang kita mainkan, tetapi inti penyembahan adalah saat hati, jiwa dan seluruh keberadaan hidup kita memberikan penyembahan kepada Tuhan.  Penyembahan haruslah mengalir dari ‘dalam’ menuju ke ‘luar’ yaitu mulai dari dalam roh dan bukan hanya menonjolkan aktivitas fisik semata.

Penyembahan juga bukan berbicara tentang tempat, waktu atau musik yang cocok, karena perhatian utama Tuhan bukanlah pada hal lahiriah, tetapi pada hati yang mengasihi Dia. 1 Samuel 16:7b “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” Amin. 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 5-6; Wahyu 2

****
Selamat Hari Minggu


Renungan harian lainnya