MURID KRISTUS

MURID KRISTUS

Bacaan: Lukas 14:25-35

Kunci sukses:
Sebagai murid Kristus, apakah kita benar-benar telah melakukan apa yang menjadi bagian kita?

Memperdalam akar iman:
“Siapa saja yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Lukas 14:27

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim 16-17; Roma 9

 

Dalam Perjanjian Baru yang diterbitkan oleh LAI, kata “Kristen” hanya disebutkan enam kali. Namun, kata “murid” muncul 319 kali. Pasti ada makna yang spesifik ketika orang kristiani zaman itu kerap disebut sebagai “murid” Yesus.

Seperti diketahui, tugas seorang murid adalah belajar. Yesus sebagai Sang Guru dan Alkitab adalah buku paket-nya. Sebagai murid Yesus, kita mesti tekun mempelajari Alkitab setiap hari. Orang-orang di Berea menjadi teladan kita saat “mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian” (Kisah Para Rasul 17:11)

Selanjutnya, kata “murid” terkait erat dengan “disiplin”. Di dalam bahasa Inggris, digunakan kata disciple untuk “murid”. Ya, sebagai murid Kristus kita sangat perlu berdisiplin. Tanpa disiplin, kita tidak mungkin melakukan waktu saat teduh dengan teratur, apalagi membangun mezbah keluarga. Tanpa disiplin, kita juga diragukan bisa menerapkan firman Tuhan yang kita terima.

Lebih jauh, inilah uraian sikap murid sejati menurut bacaan kita, yakni taat dan setia menurut Sang Guru. Murid mengutamakan dan mendahulukan Tuhan di atas semuanya (Lukas 14:26); murid siap menderita demi Kristus (Lukas 14:27); murid rela melepaskan diri dari segala miliknya (Lukas 14:33). Terakhir, kapan pun dan di mana pun, murid berfungsi sebagai garam dan terang (Lukas 14:34-35).

Sepanjang hayat, kita ini adalah murid yang diminta setia mengikut Kristus, Sang Guru. Bersama Sang Guru yang selalu menemani, kita pasti bisa melakukan setiap hal yang Dia kehendaki dan ajarkan.

**********

 


Renungan harian lainnya