Menjadi Rendah Hati Yang Pintar

Menjadi Rendah Hati Yang Pintar

Bacaan: Pengkhotbah 10

Kunci Sukses:
Biarlah semakin kita memperoleh ilmu, semakin kita memenuhi diri dengan kerendahan hati.

Memperdalam Akar Iman:
“Orang yang bodoh banyak bicaranya, meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?.” Pengkhotbah 10:14

 

Seorang Filsuf menaiki sebuah perahu kecil ke suatu tempat. Merasa bosan di perahu, ia menanyai seorang pelaut di perahu tersebut, “Apa Anda mengerti filosofi?”. Si pelaut menjawab, “Tidak mengerti,”. “Wah, sayang sekali, Anda telah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan Anda. Apakah Anda mengerti matematika?” Tanya si filsuf lagi kepada si pelaut. “Tidak mengerti juga,” jawab si pelaut tersebut. Si filsuf menggeleng prihatin seraya berkata, “Sayang sekali, bahkan Anda tidak mengerti akan matematika. Berarti Anda telah kehilangan lagi setengah dari kehidupan Anda.” Beberapa saat kemudian mendadak ombak besar menerpa mereka, mengombang-ambingkan perahu sehingga air masuk ke dalam perahu tersebut. Ketika tahu bahwa perahu akan tenggelam, filsuf tersebut ketakutan. Melihat itu, si pelaut bertanya kepadanya, “Tuan, apakah Anda bisa berenang?” dengan cepat si filsuf berkata, “Tidak bisa. Cepat tolonglah saya.” Si pelaut tertawa dan berkata, “Berenang Anda tidak bisa? Berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda.” Kisah Filsuf dan Pelaut merupakan sebuah gambaran yang menjadi kebiasaan banyak orang. Sebagai manusia yang memiliki akal budi, seringkali kita menganggap diri paling pintar di antara yang lainnya. Ditambah prestasi yang kita raih, membuat kita merasa kitalah yang paling tahu akan kehidupan sehingga seringkali kita berbicara banyak, memberikan ceramah yang tanpa kita sadari telah meremehkan orang lain.

Tuhan sering menyebutkan dalam firman-Nya bahwa layaknya tong kosong nyaring bunyinya, hanya orang bodohlah selalu banyak bicara dan mengeluarkan kata-kata sombong. Firman Tuhan berkata, “Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang Mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.” (1 Sam 2:3) Oleh karena itu, marilah belajar untuk menjadi umat rendah hati yang pandai. Apapun prestasi kita, masih banyak di luar sana orang lain yang jauh lebih pandai dari kita.

.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 33-34; Mazmur 79


Renungan harian lainnya