MENGHADAPI PERSELISIHAN

MENGHADAPI PERSELISIHAN

Bacaan: Ayub 32

 

Kunci Sukses:
Kita dipanggil untuk membawa setiap perkara kepada kebenaran Allah, bukan hadir sebagai orang yang paling benar.

Memperdalam Akar Iman:
Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. Ayub 32

 

Ketika terjadi perselisihan antara dua pihak, biasanya ada pihak ketiga yang menjadi penengah agar perdamaian bisa terjadi. Namun, pihak ketiga ini tidak selalu memainkan peran yang tepat. Kadang dia bisa berat sebelah, kadang juga dia memberi masukan yang keliru dan tidak bertanggung jawab.

Dalam percakapan antara Ayub dan sahabat-sahabatnya, muncul tokoh baru bernama Elihu. Ia seorang yang masih muda dan ia mengakui hal itu demi menjaga kesopanan. Namun, ia tidak tahan dan menjadi marah karena Ayub merasa diri lebih benar di hadapan Allah (ayat 1-3).

Elihu melihat pembelaan diri Ayub yang mengambil bentuk pengadilan (Ayub 31) sebagai tindakan yang terlalu berani. Ia juga marah kepada sahabat-sahabat Ayub yang tidak bisa menunjukkan apa-apa.

Kemarahan dan semangat muda di dalam diri Elihu justru membuatnya menjadi orang yang arogan. Ia mengaku bahwa ia mendapat pengertian dari Tuhan (ayat 8). Namun, ia malah merendahkan dan menolak hikmat orang tua (ayat 9). Ia berkata bahwa ia akan bersikap netral dan tidak memihak serta tidak akan menggunakan pemikiran sahabat Ayub.

Secara sepintas Elihu terlihat sebagai penolong yang memberi jalan keluar atas kebuntuan di antara Ayub dan sahabat-sahabatnya. Namun, sebetulnya Elihu menunjukkan bagaimana dia justru berlagak seolah-olah dia adalah pihak yang paling benar di antara mereka. Inilah yang nantinya membuat ia hanya berfokus pada pengertiannya sendiri dan tidak sampai pada hikmat Allah.

Bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi dua pihak yang berselisih? Kita belajar dari kesalahan Elihu, yaitu tidak menjadi orang yang paling benar di antara kedua pihak. Kita justru harus membawa kedua belah pihak kepada Allah. Jika kita tampil sebagai orang yang paling benar, kita tidak lagi dapat menerima kebenaran Allah dan inilah yang membuat kita menjadi orang yang tidak benar.

Apakah ada orang di sekitar kita yang sedang berselisih? Kita dipanggil untuk membawa keduanya kepada kebenaran Allah, bukan hadir sebagai orang yang paling benar. Tuhan berkati.

Selamat Hari Minggu

 

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 15-17; 1 Timotius 3-4

***


Renungan harian lainnya