MENGECUALIKAN DIRI SENDIRI

MENGECUALIKAN DIRI SENDIRI

Bacaan: Lukas 11:46

 

Kunci Sukses:
Alangkah baiknya jika teguran Tuhan membuat kita sadar agar kita memeriksa diri, supaya jangan ada lagi sikap mengecualikan diri yang menguasai batin kita.

Memperdalam Akar Iman:
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.” (Mazmur 1:1)

 

Lukas 11:46, “Tetapi la menjawab: “Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan bebanbeban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.” 

Merasa diri sangat mengerti isi Kitab Suci, para ahli Taurat merumuskan aturan-aturan keagamaan, banyak di antaranya ribet dan sulit. Mereka meyakini semua itu penting dan mewajibkan umat menaati dengan sungguh. Namun, rupanya mereka justru mengecualikan diri dari kewajiban tersebut. Maka dengan keras, Tuhan menegur mereka, “Celakalah kamu sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.” 

Penolakan terhadap norma moral adalah akar ketidak bermoralan. Namun, Firman Tuhan ini menunjukkan hal lain, yang juga menjadi akar ketidak bermoralan, yakni sikap mengecualikan diri sendiri. Sambil menekankan pentingnya norma moral dan menuntut keberlakuannya atas hidup, orang menganggap bahwa norma moral itu berlaku hanya atas orang lain tetapi tidak untuk dirinya sendiri. 

Tentu saja, sikap mengecualikan diri dari tuntutan norma moral itu juga bisa menginfeksi kita. Mendengar khotbah tentang kesetiaan, kita berkata, “Nah, si Anu harus dengar baikbaik khotbah itu,” seraya merasa diri tak wajib bersikap setia. Menuntut sesama menghormati kebinekaan, tetapi ia sendiri merendahkan keyakinan sesama. Giat menyerukan tuntutan antikorupsi, tetapi membuka pintu untuk suap dan gratifikasi dan banyak lagi. Tak seorang pun tahu benar bagaimana isi hati kita. Namun, alangkah baiknya jika teguran Tuhan di atas membuat kita sadar agar kita memeriksa diri, supaya jangan ada lagi sikap mengecualikan diri yang menguasai batin kita. Amin.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 40-41; Mazmur 113

 


Renungan harian lainnya