MEMINTA YANG DIBUTUHKAN

MEMINTA YANG DIBUTUHKAN

Bacaan: 2 Tawarikh 1

 

Kunci Sukses:
Memohon kepada Allah untuk menunjukkan apa yang sesungguhnya kita butuhkan.

Memperdalam Akar Iman:
Berfirmanlah Allah kepada Salomo: “Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau.” 2 Tawarikh 1:11-12

 

Tuhan adalah Pencipta semesta. Di dalam Dia ada perlindungan sekaligus damai sejahtera. Maka, wajar jika kita memiliki kebergantungan penuh pada-Nya. Bahkan, Allah mengundang kita untuk meminta segala sesuatu kepada-Nya dengan penuh penyerahan. Akan tetapi, apakah permintaan-permintaan kita kepada-Nya merupakan kebutuhan?

Kitab Tawarikh merupakan kitab yang berbentuk catatan sejarah yang bertujuan utama untuk memberikan pengajaran serta fondasi iman kepada umat Tuhan yang pada masa itu baru kembali dari pembuangan.

Salomo bertakhta sebagai raja yang berkuasa (ay. 1). Titah paling awal Salomo yang penting adalah memerintahkan segenap kabinet pemerintahannya beserta kepala-kepala keluarga Israel untuk pergi bersamanya ke Gibeon, tempat kemah pertemuan Allah yang dibuat Musa (ay. 2-3). Di sana Salomo mempersembahkan kurban, sebagai bentuk syukur serta keinginan kuat untuk memulai perjalanan kekuasaannya dengan berlandaskan pada kuasa yang benar, yakni Allah sendiri (ay. 6).

Pada malam harinya, Tuhan menjumpai Salomo dan menanyakan apa yang hendak dimintanya. Sungguh mengejutkan! Apa yang diminta Salomo adalah hikmat serta pengertian untuk memimpin bangsa Israel dengan baik (ay. 10). Ia tidak meminta kekuasaan ataupun harta benda, padahal keduanyalah yang tampak lebih nyata. Dapat dilihat dengan seketika, Salomo tahu betul apa yang dibutuhkannya. Ia membutuhkan hikmat sebagai wujud bimbingan Allah pada saat ia menjalankan roda pemerintahan.

Seharusnya kita dapat mengikuti teladan Salomo. Tak jarang dalam doa kita, permintaan yang kita ucapkan hanya berkutat pada apa yang kita inginkan. Padahal, dalam keinginan itu bisa saja terselip keinginan dosa serta hawa nafsu kita. Karena itu, berdoalah dengan sadar dan berserah penuh kepada Allah.

Mari kita memohon kepada Allah untuk menunjukkan apa yang sesungguhnya kita butuhkan agar kita selalu mendoakan apa yang diperkenan Allah dan mendatangkan berkat. Amin.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 11-12; Mazmur 119:97-120

****


Renungan harian lainnya