KEPUTUSAN YANG BURUK

Bacaan: Rut 1
Kunci Sukses:
Dia tetap bekerja untuk kebaikan kita, asalkan kita kembali berpaut kepada-Nya.
Memperdalam Akar Iman:
Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Rut 1:1
Keluarga Elimelekh meninggalkan Betlehem (artinya “rumah roti”) dan pergi ke Moab demi menghindari kelaparan panjang. Ini terjadi di masa adanya ketidakstabilan politik, kemerosotan moral dan penyembahan berhala di Israel. Saat itu, setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Moab adalah negeri para penyembah berhala. Penduduknya menjalankan praktik asusila secara longgar. Allah menyebut Moab sebagai “tempat pembasuhan-Nya”, yaitu wadah berisi kotoran setelah mencuci kaki. Sebuah penghinaan! Ke sanalah keluarga Elimelekh bermigrasi, bahkan menetap hingga 10 tahun. Kedua putranya menikahi perempuan Moab. Dan dalam satu dekade itu, Elimelekh dan kedua putranya meninggal. Naomi, sang istri, menyimpulkan bahwa semua kepahitan itu terjadi sebagai hukuman Allah baginya.
Terkadang kita pun mengambil keputusan hanya berdasarkan pertimbangan ekonomi. Moab mungkin tempat yang lebih baik secara ekonomi, tetapi bukan tempat yang mendukung untuk menjalani hidup yang berkenan bagi Tuhan. Tempat itu bahkan dapat menjadi ancaman terhadap iman kita. Syukurnya, Naomi tetap memelihara imannya. Bahkan melaluinya Rut, salah satu menantunya, akhirnya percaya kepada Allah Israel, dan nantinya menjadi nenek moyang Raja Daud, bahkan Yesus Kristus. Syukur bagi Tuhan, bahkan di saat kita mengambil keputusan yang buruk, Dia tidak meninggalkan kita. Dia tetap bekerja untuk kebaikan kita, asalkan kita kembali berpaut kepada-Nya. Amin
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 12-13; Mazmur 98
****
Renungan harian lainnya

PERHATIKANLAH KEHIDUPAN IBADAHMU!
November 30, 2023

TANGAN TUHAN
November 29, 2023

SADAR AKAN DOSA
November 28, 2023