KEMERDEKAAN SEJATI DAN KEKAL

KEMERDEKAAN SEJATI DAN KEKAL

Bacaan: Yohanes 8: 31-32

 

Kunci Sukses:
Hidup yang dimerdekakan oleh Tuhan Yesus adalah kemerdekaan sejati dan kekal.

Memperdalam Akar Iman:
“Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam Firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8: 31-32)

 

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” (Yoh. 8:36) 

Ketika Tuhan Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah kebenaran yang memerdekakan, orang-orang Yahudi memandang pernyataan itu tidak relevan, mereka tidak merasa bahwa mereka ada dalam belenggu, mereka tidak sadar diri, mereka tidak merasa bahwa sesungguhnya saat itu mereka sedang dikuasai oleh emperium Romawi, namun dengan percaya diri mereka berkata; “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: kamu akan merdeka?” 

(Yohanes 8:33). Terhadap halusinasi orang-orang Yahudi di hadapan-Nya, Tuhan Yesus 

menjawab: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang melakukan dosa adalah hamba dosa” (Budak dosa). Seorang pendosa menyandang “Status mati”, sebagai hamba / budak, ia tidak pernah dianggap berpahala meskipun ia selalu bekerja keras karena itulah beban yang selalu harus dipikulnya. Seorang budak hanya bisa dibebaskan melalui anugerah pengampunan dari pihak yang memiliki kuasa. Allah adalah raja semesta, Dia memiliki kuasa untuk memerdekakan kita dari beban dosa/perbudakan dosa. Allah yang Mahatinggi telah datang di dalam Kristus yang membebaskan orang-orang percaya dari status “hamba dosa”. Yesuslah sang Kebenaran itu yang datang untuk memerdedakan bukan secara jasmani tapi kemerdekaan secara rohani yaitu bebas dari dosa/ kematian yang kekal. 

Kadang-kadang tanpa sadar kita ada dalam posisi yg sama dengan kebanyakan orang Yahudi yang merasa tidak pernah menjadi hamba siapapun. Yesus berkata bahwa setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Yang jadi pertanyaannya, dosa apa yang masih mengikat/memperbudak kita, hal-hal apa yang masih menjadi sesuatu yang kita lebih dahulukan daripada Tuhan? Hal-hal inilah yang menjadi renungan bagi setiap kita hari ini, mari kita introspeksi diri apakah kita benarbenar sudah merdeka dari segala ikatan dosa. Daud berkata, “Ujilah aku ya Tuhan, cobalah aku; selidiki batinku dan hatiku.” (Mazmur 26:2), marilah kita izinkan Tuhan untuk selalu menyelidiki hati dan batin kita setiap saat, ijinkan Roh Kudus menolong kita dari mengalami kemerdekaan yang membuat kita bisa hidup bebas dari belenggu-belenggu dosa dan semua sifat-sifat duniawi seperti rasa sakit hati terhadap orang lain, merasa diri paling hebat, merasa diri paling dibutuhkan, perasaan tidak butuh orang lain (angkuh dan sombong) dan hal-hal lain yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Amin.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 4-5; Mazmur 1

****


Renungan harian lainnya