KEADILAN ALLAH

KEADILAN ALLAH

Bacaan: Yesaya 56:1-8

Kunci Sukses:
Kita hidup dalam keadilan karena telah diselamatkan Tuhan.

Memperdalam Akar Iman:
Beginilah firman TUHAN: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Yesaya 56:1

 

Adil itu indah, menyenangkan, dan menyejukkan hati. Sebaliknya, tidak adil membuat orang merasa tidak nyaman, tidak damai, kacau, dan hilang kepercayaan. Keadilan dibutuhkan semua orang. Keadilan dapat diwujudkan di dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari keluarga, gereja, masyarakat, dan lingkungan sehingga mendatangkan keseimbangan, kebaikan dan kenyamanan.

Nabi Yesaya menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang Yehuda di pembuangan: “Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan” (ayat 1). Perintah ini dianjurkan sehubungan dengan keselamatan dan keadilan Allah. Allah hanya menginginkan suatu suasana yang adil di dalam persekutuan umat dengan Dia.

Menarik bahwa Allah memerintahkan umat-Nya untuk lebih dahulu taat melakukan perbuatan keadilan saat itu juga, bukan melakukannya nanti setelah pembebasan. Artinya, keberadaan di pembuangan sekalipun bukan alasan tidak melakukan keadilan. Terutama memberitakan keselamatan yang bersifat universal, yaitu keselamatan bagi semua orang.

Tujuan keadilan Allah adalah terciptanya suasana damai sejahtera, tidak ada kecurigaan, tidak ada yang tersakiti dan terpisahkan. Oleh karena itu, orang yang taat melakukan keadilan sesuai dengan hukum Allah dan tidak melakukan perbuatan jahat akan diberkati-Nya.

Orang-orang pun hidup dalam suasana yang adil karena telah diselamatkan oleh Allah. Dia menjamin keadilan-Nya, tidak ada istilah umat atau bukan umat, juga tidak ada sebutan diberkati atau tidak diberkati. Semua orang memiliki kewajiban dan hak yang sama sebagai kepunyaan Allah. Setiap orang harus melakukan keadilan, menguduskan hari Sabat, tidak melakukan kejahatan, dan menerima identitas baru. Allah pun berkenan kepada ibadah dan persembahan mereka.

Bagaimana dengan kita? Mari kita memohon agar Allah menolong kita dalam melakukan perbuatan yang adil seperti yang Ia kehendaki.

Ketakutan hidup akan memerintah di hati orang percaya yang telah melupakan kedaulatan dan kasih karunia Tuhan. Ada banyak cobaan, godaan, bahaya, dan musuh di dunia ini. Kita harus mengatasi banyak hal yang di luar kendali kita. Tetapi pesan Injil adalah bahwa kita tidak dibiarkan sendiri, bahwa Imanuel bersama kita dalam otoritas yang berdaulat dan anugerah yang kuat.

Dia memerintah dengan hikmat sempurna atas semua keadaan dan lokasi yang akan membuat kita takut. Dalam anugerah, Dia memberkati kita dengan apa yang kita butuhkan untuk menghadapi apa yang telah Dia putuskan harus kita hadapi. Kita tidak pernah, kapanpun, di manapun, bisa diandalkan. Kita tidak pernah berinisiatif. Kita tidak pernah mengendalikan situasi. Kita tidak pernah bisa keluar dari otoritas-Nya. Dia tidak pernah kaget dengan apa yang terjadi pada kita atau apa yang kita hadapi. 

Dia tidak pernah meninggalkan kita dengan hikmat, kekuatan, dan kebenaran kita yang terbatas. Dia tidak pernah lelah melindungi dan menyediakannya bagi kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita karena frustrasi. Kita tidak perlu takut. Ketika Anda melupakan kedaulatan dan anugerah Allah, Anda memberikan tempat di hati Anda kepada ketakutan untuk berakar di sana. Berdoalah sekarang minta anugerah untuk mengingat. Juru Selamat yang berdaulat senang mendengar dan menjawab doa.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 5-6; 2 Petrus 1

***


Renungan harian lainnya