JANGAN MENABUR RUMPUT

JANGAN MENABUR RUMPUT

Bacaan: Mazmur 129

 

Kunci Sukses:
Orang yang menabur banyak tidak akan mengalami kerugian atau hidup dalam kekurangan, apalagi kalau untuk tuaian yang bersifat kekal.

Memperdalam Akar Iman:
“la yang menyediakan benih bagi penabur dan roti untuk dimakan, la juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah- buah kebenaranmu.” (2 Korintus 9:10)

 

Mazmur 129:6, “Mereka seperti rumput di atas sotoh, yang menjadi layu, sebelum dicabut.” 

Orang Kristen seringkali menggunakan prinsip ekonomi dalam menabur yaitu, inginnya menabur sesedikit mungkin tapi mengharapkan tuaian yang sebesar-besarnya. Ada juga yang tidak ingin menabur atau memberi, maunya hanya menerima saja. Itu adalah cara pikir duniawi yang berbeda dengan prinsip Firman Tuhan. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Lukas 6:38). Artinya, siapa menabur sedikit akan menuai sedikit dan yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Orang yang menabur banyak tidak akan mengalami kerugian atau hidup dalam kekurangan, apalagi kalau untuk tuaian yang bersifat kekal. 

Orang yang menabur sedikit tapi ingin menuai banyak, itu sama halnya dengan menabur benih rumput. Rumput memiliki ciri mudah layu, mudah dicabut, kering, tidak tahan cuaca dan tidak memiliki banyak kegunaan. Apabila rumput sudah kering tidak ada alternatif lain selain dibakar dalam nyala api. Memang, sedikit benih rumput pada saatnya akan menuai padang rumput dan bunga-bunganya, namun Alkitab menegaskan bahwa semuanya tidak bisa bertahan lama, ia akan kering dan layu. “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” (Yesaya 40:8). 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 7-8; Mazmur 96


Renungan harian lainnya