IMAN YANG BERPADU

Bacaan: Yakobus 2:14-26
Kunci Sukses:
Iman dan perbuatan tidak dapat dipisahkan. Kita perbuat apa yang kita imani, dan perbuatan kita menunjukkan iman kita.
Memperdalam Akar Iman:
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Yakobus 2:14
Ajaran Kristen tentang keselamatan berdasarkan iman dan bukan perbuatan adalah hal yang alkitabiah. Akan tetapi, banyak orang Kristen justru terlena sehingga tidak lagi melihat pentingnya perbuatan sebagai bukti nyata dari iman yang dimilikinya. Yakobus menunjukkan ada iman yang mati, yaitu iman yang tidak disertai perbuatan. Ia tidak memisahkan antara iman dan perbuatan, tetapi ia menunjukkan imannya dengan perbuatan-perbuatannya. Iman yang benar mustahil tanpa disertai perbuatan yang benar. Iman tanpa perbuatan sungguh menyedihkan, karena disejajarkan dengan iman yang dimiliki setan-setan.
Teladan iman yang sejati dapat kita jumpai melalui kehidupan bapa orang beriman, Abraham. Imannya kepada Allah ditunjukkan melalui keberaniannya mengorbankan anaknya, Ishak. Allah pun memperhitungkan tindakannya sebagai kebenaran. Demikian juga dengan Rahab, seorang wanita yang dipandang rendah dan berdosa. Menurut penafsiran Yahudi, dikatakan bahwa Rahab sudah melacurkan diri selama 40 tahun, yaitu sejak ia berusia 10 tahun. Namun, ia pun dibenarkan karena keberaniannya menyambut para pengintai Israel dengan mempertaruhkan nyawanya. Keberaniannya itu adalah bukti dari imannya. Pesan Yakobus semakin jelas bahwa iman tanpa perbuatan adalah seperti mayat, tubuh tanpa roh. Iman seharusnya berpadu dengan perbuatan.
Allah menghendaki iman dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan kita. Iman dan perbuatan adalah kesatuan yang tidak terpisahkan. Melalui perbuatan, kita menunjukkan dan membuktikan iman yang sejati di dalam kehidupan kita. Kini kita bisa mulai berpikir, bagaimana mengekspresikan secara nyata iman kita kepada Kristus? Caranya adalah dengan mengisi hidup kita dengan mengasihi, memperhatikan pimpinan atau karyawan, suami atau istri atau anak-anak. Melalui perbuatan-perbuatan tersebut, kita berharap orang-orang yang kita kasihi juga merasakan iman yang sejati. Amin
Bacaan Alkitab Setahun: Pengkhotbah 9-11; Mazmur 20-21
***
Renungan harian lainnya

MENJADI PRIBADI YANG BIJAKSANA
March 16, 2025

KEBAIKAN HATI
March 15, 2025

BELAJAR MERENDAHKAN DIRI
March 14, 2025