HIKMAT UNTUK MENGHINDARI PENIPU

HIKMAT UNTUK MENGHINDARI PENIPU

Bacaan: Wahyu 13:11-18 

 

Kunci Sukses:
Setialah kepada Dia, sumber segala hikmat

Memperdalam Akar Iman:
Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. Wahyu 13:18

 

Penampilan bisa menipu. Mungkin itu yang terlintas ketika Rasul Yohanes menyaksikan sosok binatang yang kedua.

Meski menampilkan citra yang lembut seperti domba, binatang yang kedua tidak kalah represif dibanding yang pertama (ayat 11-12). Ia memaksa seluruh dunia untuk menyembah kerajaan anti-Kristus dan patungnya dengan ancaman hukuman mati (ayat 15). Ia juga mengusulkan sistem ekonomi baru berbasis “tanda” yang terintegrasi dengan tubuh manusia supaya semua manusia tunduk kepada kerajaan itu (ayat 16-17). Pencitraannya dikokohkan dengan kemampuannya dalam membuat “mujizat” (ayat 13-14).

Terkait kemunculan binatang yang kedua ini, Rasul Yohanes berpesan agar orang-orang percaya mencari hikmat Allah untuk mengenali “tanda” yang dipromosikannya (ayat 18). Harapannya, dengan mengenali tanda tersebut, kita dapat menghindar dari sosok binatang yang kedua dan tidak ikut-ikutan menerima tanda terkutuk itu.

Masalahnya, seringkali kita menominasikan atau percaya kepada seseorang karena penampilan atau karismanya. Bangsa Israel, misalnya, menyukai Saul karena elok rupanya dan tinggi badannya (lih. 1 Sam 9:2). Bahkan, hamba Tuhan seperti Samuel hampir saja memilih Eliab, abang Daud, karena alasan yang sama (lih. 1 Sam 16:6-7). Tidak terhitung berapa banyak orang Kristen di sepanjang sejarah telah tertipu oleh nabi-nabi palsu.

Apakah Anda pernah menjadi korban penipuan? Apakah seorang yang berpenampilan “Kristiani” telah merugikan Anda, mengajarkan doktrin yang salah, atau bahkan memanipulasi Anda?

Kita semua rentan terhadap pencitraan dan penipuan. Mari kita akui kelemahan itu di hadapan Allah. Dan, mintalah hikmat kepada Dia, yang berkenan memberikannya dengan murah hati (lih. Yak 1:5). Diperlukan hikmat ilahi untuk menghindari penipu dan nabi palsu.

Betapa besar kasih Allah bagi umat-Nya. Ia berkenan menyingkapkan kesukaran-kesukaran yang akan kita hadapi di masa depan sejak ribuan tahun yang lalu. Setialah kepada Dia, sumber segala hikmat! Tuhan memberkati.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Hosea 10-11; Mazmur 122

***


Renungan harian lainnya