ESTAFET INJIL

ESTAFET INJIL

Bacaan: Markus 5:1-20

 

Kunci Sukses:
Beritakan Injil pada setiap kesempatan.

Memperdalam Akar Iman:
Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Markus 5:19

 

Setelah disembuhkan Yesus dari kerasukan setan, seorang pria bermaksud mengikut Yesus. Tetapi Yesus mencegahnya. Apakah Yesus tidak mau menerima pria itu sebagai murid? Bukan. Yesus bukan sedang menolaknya. Hanya, Ia bermaksud mempercayakan sebuah tugas besar: mengutus pria itu bersaksi tentang Dia. Tentang karya-Nya yang besar dan nyata, sebagaimana yang telah ia rasakan. Dengan melakukan yang demikian maka karya Yesus tidak berhenti pada orang-orang yang Ia temui secara langsung. Karya-Nya terus berlanjut dan dirasakan lebih banyak orang melalui kesaksian orang-orang yang lebih dulu menerima berkat-Nya.

Selama ini mungkin kita telah berjuang mewartakan Injil dengan keras. Bahkan mungkin merasa puas, karena dari penginjilan kita ada yang bersedia menjadi orang percaya. Namun, apakah kita memperhatikan seberapa jauh Injil memberi pengaruh? Sungguhkah mereka menghidupi ke-Kristenan? Karena tujuan pewartaan Injil bukan sekadar menjadikan orang lain mengaku beragama Kristen. Jika hanya seperti itu maka tidak heran kita melihat banyak orang Kristen yang hidupnya lebih buruk dari pada orang tidak mengenal Tuhan. Maka dari itu, Injil diharapkan membawa pertobatan dan memampukan penerimanya menyaksikan Injil kepada orang lain lagi. Generasi ke generasi harus menjadi estafet Injil, sehingga Injil tidak berhenti di suatu tempat tetapi akan tersebar sampai ke ujung bumi. Amin

 

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 18-19; Wahyu 8

****


Renungan harian lainnya