APAKAH ARTI HIDUPMU

APAKAH ARTI HIDUPMU

Bacaan: Yakobus 4:13-17

 

Kunci Sukses:
Arti hidup ini tidak hanya terbatas pada hidup di dunia ini, tapi juga kekekalan. Maknai hidup dengan benar.

Memperdalam Akar Iman:
Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Yakobus 4:14

 

Setiap orang memaknai arti hidup ini dengan pandangan dan pemikiran yang berbeda-beda. Ada orang yang menganggap bahwa hidup yang sedang dijalani ini adalah sebuah takdir ilahi, karena itu kita harus menerimanya dengan lapang dada. Ada pula orang yang mendefinisikan hidup ini sebagai panggung sandiwara, karena itu tak perlu terkejut jika kita melihat banyak orang hidup dalam kepura-puraan, oleh sebab itu kita harus pintar-pintar dalam memainkan setiap peran. Tidak sedikit pula orang yang mengartikan bahwa hidup adalah kesempatan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Akhirnya mereka berjuang mati-matian bagaimana mendapatkan harta kekayaan yang banyak, tak peduli cara yang ditempuhnya itu baik atau tidak, melanggar hukum atau tidak. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26).

Bagaimana kita mendefinisikan hidup ini akan mempengaruhi langkah kita, mempengaruhi cara berpikir kita, menentukan prioritas kita dan pilihan yang kita ambil. Sadar atau tidak, sesungguhnya hidup ini adalah sebuah ujian. Ujian karakter kita, ujian iman kita dan ujian kadar kasih kita kepada Tuhan. Ujian-ujian tersebut bisa berupa masalah, kelimpahan atau juga kekurangan. Jadi sekecil apa pun perkara yang sedang kita hadapi tak ada yang namanya kebetulan, semua adalah bagian dari sebuah proses ujian: ketika masalah datang melanda, apakah kita tetap memiliki respon hati yang benar, ataukah kita meresponnya dengan sikap hati yang negatif dengan menyalahkan situasi, menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan.

Ketika ujian itu berupa kelimpahan, masihkah kita sadar bahwa semua itu datangnya dari Tuhan ataukah malah membuat kita lupa diri. Sebaliknya ketika ujian itu berupa kekurangan? Agur bin Yake menulis: “Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” (Amsal 30:8-9). Hidup adalah sebuah proses yang menuntun kita kepada kehendak Tuhan! Amin.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 24-25; Mazmur 74

****


Renungan harian lainnya