Percaya Pada Tuhan
Bacaan: Yesaya 55
Kunci Sukses:
Jika kita percaya bahwa Allah kita luar biasa, jangan pernah berharap untuk menjalani hidup yang biasa-biasa saja.
Memperdalam Akar Iman:
”Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Yesaya 55:8-9
Sebagai manusia, kita berpikir rasional dan ingin segala sesuatunya terukur, bisa diprediksi serta sebisa mungkin aman. Pemikiran yang sama kita bawa dalam hubungan kita dengan Tuhan, kita ingin semua aman dan kita berharap Tuhan bisa sependapat dengan kita. Namun bagaimana kenyataannya?
Jika kita berharap Tuhan adalah pribadi yang sama dengan kita, maka dipastikan kita akan kecewa. Karena pemikiran Tuhan dan cara berpikir kita jauh berbeda. Tuhan bahkan sering memberi perintah yang tidak rasional dari sudut pandang manusia. Abraham diminta pergi ke sebuah negeri yang tidak dikenalnya, Musa diminta membelah lautan dengan tongkat dan memerintahkan air keluar dari batu, bangsa Israel diminta mengelilingi tembok untuk merobohkan benteng Yerikho, dan masih banyak catatan lainnya tentang perintah Tuhan yang terbilang “aneh” dan “tidak masuk akal”.
Namun sekalipun “tidak rasional” namun tidak satupun perintah Tuhan itu yang hasilnya buruk, semuanya berhasil dengan gemilang menunjukkan betapa luar biasan dahsyat dan ajaibnya Tuhan. Semua itu dapat terjadi ketika orang yang mendapat perintah itu melakukannya dengan ketaatan. Jika kita memeriksa dengan teliti dalam setiap kisah di Alkitab, kita akan menemukan catatan seperti “Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya,” (Kej 6:22), dan seterusnya.
Respon kita akan menentukan hasil, jika kita meresponi perintah Tuhan dengan ketaatan, percayalah bahwa di depan kita akan ada mujizat. Namun jika kita memilih cara kita sendiri dan mengabaikan Allah, maka sudah pasti yang ada di depan adalah kegagalan dan mungkin bahkan kehancuran. Itulah sebabnya mengapa kita membutuhkan iman dalam perjalanan mengiring Tuhan, iman akan mengajar kita untuk percaya di tengah kemustahilan.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 17-18; 1 Kor 7
Renungan harian lainnya
HATI YANG SIAP
September 19, 2024
BERKAS GANDUM YANG BERISI
September 18, 2024
KUASAILAH DIRIMU
September 17, 2024