MENJADI GARAM DUNIA

MENJADI GARAM DUNIA

Bacaan: Matius 5:13

 

Kunci Sukses:
Menjadi garam bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang tindakan.

Memperdalam Akar Iman:
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dia diasinkan? Tidak lagi ada gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Matius 5:13)

 

Salah satu khotbah atau ajaran Tuhan Yesus yang pertama adalah “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam Ibrani: n7 – MELAKH mempunyai tempat yang sangat penting dalam masyarakat primitif yang sederhana dari orang Israel dahulu kala. Ayub memberi tahu bahwa garam sudah dipakai dari zaman dahulu untuk penyedap makanan (Ayub 6:6). Manusia di zaman kuno mempersembahkan kepada Allah makanan yang dianggapnya lezat, karena garam itu juga turut dipersembahkan (Yehezkiel 43:24)

Upacaraupacara agama di kemudian hari menekankan sifat garam yang membersihkan. Akhirnya garam mulai melambangkan kewajiban yang paling suci dan paling mengikat. Tuhan berkata tentang perjanjian-Nya dengan orang Israel, “Itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya” (Bilangan 18:19). Tawarikh menceritakan bahwa “Tuhan Allah Israel telah memberikan kekuasaan kerajaan atas Israel kepada Daud dan anakanaknya untuk selamalamanya melalui suatu Perjanjian garam” (2 Tawarikh 13:5). Tuhan Yesus menyatakan kepada para murid- Nya bahwa mereka adalah “garam dunia” (Matius 5:13). 

Lalu bagaimana kita bisa menjadi garam dalam kehidupan sehari-hari? Pertama: Kasih yang dinyatakan dalam perilaku. Di zaman ini, kita sering terjebak dalam teknologi dan lupa berinteraksi secara nyata. Namun, kita bisa menjadi garam dunia dengan berinteraksi dengan orang lain dan menunjukkan kasih pepada mereka. Kedua: Menjadi teladan hidup dalam kebenaran. Sebagai garam dunia, perilaku kita harus mengikuti karakter Kristus. Kita harus menjadi teladan, misalnya dengan menghindari korupsi, kecurangan dan perilaku yang bertentangan dengan moral dan etika. Ketiga: Memberi rasa dan mengubah suasana. Seperti garam yang memberi rasa pada makanan, kita juga bisa memberi “rasa” dalam lingkungan sekitar kita. Kehadiran kita seharusnya berpengaruh dan mengubah suasana. Mari berusaha menjadi teladan kesalehan dan memberi inspirasi bagi orang lain. 

Ingat bahwa menjadi garam dunia bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang tindakan, setiap kebaikan yang kita lakukan, setiap kebenaran yang kita sampaikan, dan setiap kasih yang kita berikan adalah bagian dari peran kita sebagai garam dunia. Amin.




Happy Sunday!

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 60-61; Mazmur 58


Renungan harian lainnya