Mengatur Emosi

Mengatur Emosi

Bacaan: Efesus 4:17-32

Kunci sukses:
Marah jadi berguna kalau ada tujuan dan bisa mengaturnya.

Memperdalam akar iman:
“Kalau kalian marah, janganlah membiarkan kemarahan itu menyebabkan kalian berdosa. Janganlah marah sepanjang hari, supaya Iblis tidak mendapat kesempatan. (BIS) Efesus 4:26-27

Apakah orang Kristen boleh marah ya?”, “Bukannya Yesus mengajarkan murid-muridnya agar mengasihi sesama yang lain?”. Jika mendengar atau membaca sepintas pertanyaan ini, sepertinya apa yang diungkapkan adalah benar. Namun ternyata jika kita membaca Alkitab lagi maka Allah sesungguhnya tidak pernah melarang umat-Nya untuk marah kepada orang lain.

Jika kita mau melihat kehidupan Yesus maka kita akan tahu bahwa Yesus pernah marah, yakni tepatnya ketika Dia melihat Bait Allah dijadikan tempat berdagang (Mat 21:12-17). Lalu kalau begitu berarti kita bisa marah-marah sesuka hati kita? Alkitab mengingatkan kita mengenai hal ini. Efesus 4:26-27 dituliskan di sana adalah bahwa jika kita pun marah, janganlah kemarahan kita itu membuat kita jatuh ke dalam dosa. Tidak hanya itu, bila kita marah, hendaklah kemarahan kita tidak berlangsung sepanjang hari, supaya iblis tidak mengambil kesempatan. Dengan kata lain yang lebih sederhana, “Jika marah janganlah sampai kebablasan.”

Marah yang tidak terkendali hanya akan membuat energi terbuang percuma dan menyedihkan hati Allah. Secara kesehatan, apa yang dilakukan itu pun akan mempercepat penuaan dan berisiko terkena penyakit seperti darah tinggi atau bahkan jantung.

Jadi, mari hari ini kita ambil komitmen mengatur emosi marah kita. Pastikan meski di dalam kondisi tersebut, hidup kita tetaplah mempermuliakan Tuhan.

 

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Sam 27-29; 1 Kor 12-13


Renungan harian lainnya