HIKMAT VERSUS KEBODOHAN

HIKMAT VERSUS KEBODOHAN

Bacaan: Amsal 9:1-18 

 

Kunci Sukses:
Hikmat Allah selalu menuntun kepada kebaikan, sedangkan kebodohan dunia menuntun kepada keburukan-keburukan.

Memperdalam Akar Iman:
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. Amsal 10:9

 

Dunia selalu berada dalam dua sisi yang saling kontras. Kebaikan kontras dengan kejahatan. Kekayaan kontras dengan kemiskinan. Kejujuran kontras dengan kebohongan. Keadilan kontras dengan ketidakadilan. Kebijakan kontras dengan kebodohan. Namun, di balik realitas ini, kita mempunyai kemampuan untuk memilih. Apakah kita akan memilih hikmat atau kebebalan?

Kali ini, Amsal menuliskan kontras antara hikmat dengan kebebalan. Perempuan hikmat membangun rumah dengan baik, sedangkan perempuan bebal tidak tahu malu dan tidak berpengalaman (ayat 1, 13). Perempuan hikmat menyiapkan bahan makanan sendiri, sedangkan perempuan bebal menyajikan makanan curian (ayat 5, 17). Perempuan hikmat memberikan hidup, sedangkan perempuan bebal membawa kepada kematian (ayat 6, 18). Perempuan bebal tidak menyukai nasihat, mencela pemberi nasihat, bahkan membenci sang pemberi nasihat (ayat 7); sedangkan, perempuan hikmat mencintai pemberi nasihat, berusaha menjadi lebih baik, pengetahuannya bertambah, dan umurnya diperpanjang (ayat 8-9).

Hikmat Allah selalu menuntun kepada kebaikan, sedangkan kebodohan dunia menuntun kepada keburukan-keburukan. Artinya, kebenaran Allah dan dunia selalu bersifat bertentangan. Kebenaran dunia memusuhi kebenaran Allah, demikian sebaliknya, kebenaran Allah adalah musuh bagi dunia.

Sebagai anak Tuhan, kita meyakini bahwa kebenaran Allah berkuasa mengatasi kebenaran dunia. Kita harus meyakininya dengan sungguh-sungguh dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat membuktikan mana yang lebih terverifikasi dalam kehidupan: kebenaran Allah atau kebenaran dunia? Sebagai agen-agen hikmat Allah, kita harus memberikan perspektif kepada dunia mengenai hikmat Allah dalam segala lapangan kehidupan, agar visi misi Yesus yang tertulis dalam Doa Bapa Kami, “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga” dapat terjadi sekarang ini. Kita meyakini, hikmat Allah pasti menjadikan segala sesuatu lebih baik dan lebih indah. Tuhan memberkai.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 25-27; Mazmur 12-13

 


Renungan harian lainnya