HATI-HATI DENGAN HATI-MU

HATI-HATI DENGAN HATI-MU

Bacaan: Matius 15:1-20

 

Kunci Sukses:
Jaga hati, karena dari hati terpancar kehidupan.

Memperdalam Akar Iman:
“Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Matius 15:19

 

Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati, kalau menurut pantun lama. Tetapi simbol jatuh cinta adalah sebuah anak panah yang menembus heart (jantung) dan bukannya liver (hati). Hati berbeda dengan jantung, tetapi dalam percakapan sehari-hari, kata “hati” sering dipakai untuk menggantikan kata “jantung”.

Hati dianggap lebih murni dari otak dan mempunyai kesadaran yang lebih dalam mengenai hubungan antar manusia, antara manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Dengan hati juga manusia seolah bisa merasakan cinta, kemarahan (sakit hati) dan kedamaian. Apa yang dikatakan Alkitab mengenai hati manusia? Hati dalam Alkitab dipakai untuk menggambarkan berbagai hal, seperti kehidupan, jiwa, perasaan, pikiran, tujuan, maksud dan sebagainya. Tetapi hati juga dipakai untuk menggambarkan tempat dimana dan dari mana hal yang baik dan hal yang buruk bisa tinggal dan dipancarkan. Yesus pernah berkata bahwa dimana harta kita berada, disitu juga hati kita berada (Matius 6:21). Itu berarti bahwa apa yang menarik perhatian kita di dunia bisa menyeret hidup (hati) kita. Yesus juga pernah menasihati murid-murid-Nya agar menjaga diri mereka, supaya hati mereka jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi (Lukas 21:34). Dengan demikian, menjaga kesucian hati adalah penting dalam kehidupan orang Kristen. 

Lebih lanjut, dari ayat pembukaan diatas kita melihat bahwa Alkitab menulis bahwa hati manusia adalah sumber segala sesuatunya termasuk hal yang jahat. Sebab hati yang sudah dikuasai dosa akan mengeluarkan buah-buah yang berupa segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Bukan hanya itu, berbohong dan memfitnah orang lain juga berasal dari sumber yang sama: hati yang dikuasai dosa. Adalah kenyataan bahwa sebagai orang percaya kita juga masih bisa jatuh ke dalam dosa. Jika demikian, bagaimana keadaan hati kita? Hati kita tetap merupakan sumber segala hal jahat yang tertimbun di dalamnya. Semakin banyak hal yang jahat yang kita simpan di dalamnya, semakin sering kita melakukannya. 

Tetapi, jika kita mengisi hati kita dengan hal yang baik, apa yang keluar dari hati adalah hal-hal yang bisa memuliakan Tuhan. Jika kita membiarkan Roh Kudus bekerja dalam hati kita dengan sepenuhnya, dengan sendirinya hal-hal yang jahat akan terusir keluar, untuk digantikan dengan hal yang baik. Kegelapan diganti dengan terang.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 9-10; Mazmur 31

****


Renungan harian lainnya